Thursday, March 23

23/3


"Your Lord did not abandon you,
nor did he forget"

(93:3)


Tuesday, March 21

Daily Story #1 Failed


Siapa sih yang mau gagal terus-terusan? Udah usaha semampunya tapi hasil yang di dapat tetap aja kegagalan. Kecewa? Jelas! Tapi, kalau dibiarkan terus tanpa usaha lagi maka gak akan ngerubah apapun.

Jalan hidup orang udah pasti berbeda-beda. Rezeki yang di dapat pun juga. Harusnya kita sadar no complaint for this case. Kadang atau bahkan sering kita mencoba cara yang sama dengan orang lain untuk mendapatkan hal yang sama-sama menjadi impian tapi hasil akhirnya sangat berbeda jauh. Ia berhasil hanya dengan satu-kali mencoba sedangkan kita gagal. Hal yang biasa sebenarnya.

Sabtu pagi itu saya baru pulang ke rumah, lalu bapak saya bertanya pada saya, "Kapan tes online B**S (salah satu instansi BUMN di Indonesia) ?"

Saya menjawab, "Selasa besok tanggal 21 jam 8 pagi"

Lalu bapak saya bilang, "Libur kan tanggal segitu, banyak yang bantuin nanti"

Saya pun bertanya, "Kenapa sih apa-apa mesti dibantuin?"

"Ya biar lolos, kamu kan udah sering tes psikotes tapi gagal terus", jawabnya.

Honestly. These word is so sadly for me. Mood, down seketika. Ganafsu makan dan-sebagainya hanya karena apa yang bapak saya bilang. Sampai saya menulis ini pun masih menangis. Merasa kalau apa yang saya usahakan sia-sia. Merasa kalau orangtua saya sendiri seakan tidak percaya dengan kemampuan anaknya. Tes sana sini. Gagal. Dan begitu seterusnya.

"Nanti tuh ada confirmary test (test ulang). Jadi, gausah lah dibantuin" kata saya.

"Ya jangan begitu, jangan selalu bilang rejeki-rejeki"

Nampaknya bapak saya ingat kalau saya selalu bilang, "Kalau rezeki ga-akan-kemana, kalo bukan rezeki kita mau usaha gimana juga ga-akan jadi milik kita atau bukan jalannya disana atau belum waktunya" Saya percaya banget hal itu.

Dan saya bukannya gamau dibantu, bukannya idealis. Tapi, waktu tes di tahun 2016 pun saya gak lolos dibantu adik saya. Jadi bisa ditarik kesimpulan? Yang saya pikirkan saat ini, tes-tes seperti ini memang tujuannya mengetahui kemampuan kita. Jadi alangkah baiknya mengerjakan dengan percaya pada diri sendiri dan tenang. Lagipula, kalau berhasil dengan hasil usaha sendiri rasanya jauh lebih menyenangkan! 

Mungkin saya gak seberuntung orang lain yang dengan mudahnya lolos dengan mencoba di waktu pertama kali. At least, i tried.. Dari kegagalan itu saya tau hal apa saja yang harus saya perbaiki. Dari kegagalan itu saya jadi tau pola-pola soal tes. Ya ga mudah memang.. tapi sekali lagi i tried, dengan percaya pada diri sendiri tanpa bantuan orang  lain.

Mungkin, bapak saya cemas dan menginginkan yang terbaik. Dan merasa saya ga maksimal dalam mengerjakan tes. Tapi kan yang menjalani saya?

Saya percaya kalau saya gagal atau tidak mendapatkan sesuatu yang saya inginkan, berarti itu bukan yang terbaik bagi saya. Doa orangtua memang mustajab. Tapi saya juga mempunyai doa saya sendiri yakni meminta yang terbaik dalam hal apapun.

Bagi saya, yang dibutuhkan bagi orang yang selalu mengalami kegagalan hanyalah support. Sepele sih hanya itu. Tapi pernah ga sih ngalamin kalau kita lagi down banget ada aja yang ngasih kita support dan membuat kita jadi semangat lagi mengejar impian kita? It's beautiful and powerful to hear than anything.

Pilih-lah kata-kata yang baik yang terkesan tidak membandingkan atau menyepelekan. 

Inna shafa wal marwatha,

Siti Hajar saja harus bolak-balik dengan total 7 kali bukit shafa-marwa untuk mendapatkan air untuk nabi Ismail yang kehausan. Tapi pada akhirnya air tersebut malah muncul di kaki nabi Ismail dan mengalir sampai sekarang yang kita kenal sebagai air zam-zam. 

Yang terpenting memang usaha. Seterusnya biar Allah-lah yang mengatur semuanya. Sesungguhnya hanya Dia yang berhak menghendaki apa pun.

"Kegagalan sebagai ujian kesabaran, kegagalan melihat kelemahan diri dan kualitas kekuatan" -mamah Dedeh