Thursday, April 20

20/4

"Menyebut-nyebut Allah adalah suatu penyembuhan dan menyebut-nyebut tentang manusia adalah penyakit" -HR. Al-Baihaqi

Thursday, April 13

Seger Beach, Lombok Island

Pantai di Lombok identik dengan suasana perbukitan. Kali ini kami mampir ke daerah Lombok Tengah. Saya seneng banget ke daerah Lombok Tengah ini dikarenakan banyak sekali pantai di daerah ini. Dalam sehari kita bisa saja mengunjungi sedikitnya 2 atau bahkan 5 pantai sekaligus dalam sehari tergantung bagaimana mobilitas kita. Bagi saya yang penyuka pantai bukanlah suatu hal yang melelahkan. Saya malah kegirangan hahaha. 

Pantai pertama yang kami kunjungi di Lombok Tengah adalah pantai Seger. Sewaktu mendengar namanya saya berasa sedang kehausan lalu diberi sirup AB* orange (ngayal mulu anaknya).

Sebelum memasuki pantai Seger, kita sudah disuguhi pemandangan seperti ini






 
 


Area pantai ini cukup luas. Karena banyak perbukitan di sekitarnya jadi kita bisa naik ke bukit-bukit tersebut melihat pemandangan. Di area ini juga terdapat patung replika dari Putri Mandalika. Konon, Putri yang berasal dari daerah ini mempunyai paras yang sangat cantik yang menjadi primadona sehingga banyak pria yang mengejar-ngejarnya sehingga pada waktu itu ia memutuskan untuk menjatuhkan dirinya ke laut (ini cerita yang saya dengar dari bapak taxi yang mengantarkan kami yang juga merupakan warga lokal)

 


Kononnya lagiii, sang Putri kemudian menjelma menjadi cacing yang kini disebut Nyale. Cacing yang berwarna hijau-kuning itu dapat kita lihat setahun sekali. Bahkan ada upacara khusus untuk berburu Nyale ini yang disebut Bau Nyale.



Where:
Kuta, Pujut, Central Lombok Regency
West Nusa Tenggara 83573


sonia sabrina

Tuesday, April 4

Sade Village - A Unique Village from Lombok

Dari sewaktu masih kecil, saya penasaran banget sama desa ini. Alhamdulillah, ada rezekinya berkunjung ke desa ini. Desa Sade berlokasi di Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. 

Desa yang dihuni oleh suku Sasak ini masih mempertahankan kebiasaan turun-temurun. Yakni mengepel rumah mereka dengan kotoran kerbau. Iya, kalian gak salah baca kok. Beneran pakai kotoran kerbau. Yang bikin saya heran sewaktu memasuki rumah mereka, ga ada tercium bau kotoran sama sekali. Aneh tapi nyata memang! 

Si Ibu pemilik rumah bilang justru dengan mengepel/melapisi rumah mereka dengan kotoran kerbau ini membuat rumah menjadi kuat tahan dari retak-an. Entah itu saran darimana, tapi faktanya memang seperti itu. Disini kita juga bisa minta diajari menenun kain tradisional. Mereka dengan senang hati mau mengajari. Tapinya, tau diri juga sih jangan makan waktu terlalu lama hahahaha kalau begitu sih sekalian aja bayar kaya les private. 


Salahsatu mata pencaharian penduduk desa Sade jelas sekali pasti kerajinan. Mulai dari kain etnik yang dibandrol dari harga Rp 50.000 sampai jutaan rupiah. Kemudian, gelang, peci, gantungan kunci, baju suku Sasak sendiri dan sebagainya. Saya hampir kalap liat kain-kainnya! Abisnya, bagusss semua sih :)






Teras rumah di desa Sade, yang semuanya dilapisi oleh "kotoran" kerbau

Di dalam rumah desa Sade








sonia sabrina

Monday, April 3

Nusa Ceningan - A Beautiful Tiny Island

Pertama kali dengar nama Nusa Ceningan, saya mikir ada apasih disana? Pulau kecil yang terletak di selatan pulau Bali ini sekarang ga kalah hits sama induknya! 

Kita bisa sampai di Nusa Ceningan awalnya melalui Nusa Lembongan terlebih dahulu dengan memakai fast boat dari pantai Sanur, Bali dengan tiket seharga Rp 175.000 dan kurang lebih 30 menit kita sudah sampai di pantai Jungut Batu (Nusa Lembongan). 

Pantai Jungut Batu, Nusa Lembongan

Setelah sampai di Jungut Batu, kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu. Di tempat makan itu, kami mengobrol dengan warga lokal yang ada untuk mencari informasi penyewaan motor dan penginapan.

Selesai makan siang, kami menuju penginapan yang diberitahu warga lokal yang ada di tempat makan (iya, dia membantu mencarikan penginapan yang masih kosong).

Untuk penginapan selama di sini, saya lebih merekomendasikan untuk menginap di Nusa Lembongan dibanding Nusa Ceningan. Karena relatif lebih ramai, banyak pilihan dengan harga yang beragam. 

Waktu itu kami pergi pada saat peak season. Yang dimana penginapan selalu full dan di mark-up harganya. Kami akhirnya mendapatkan penginapan dengan harga Rp 100.000/malam .Hahahaha tapiiiiii penginapan ini sesuai harga pastinya! We can't complain. Cuma penginapan ini yang kami dapat dan paling murah! Yak! Lucu sih kalo diingat-ingat. Pemilik penginapan ini adalah warga lokal yang sudah lumayan berumur, pendengarannya sudah "agak-agak". Jadi, ada saja tingkahnya yang bikin kami ga bisa menahan tawa. Tapi baik sih untungnya :))

Setelah istirahat sejenak, mengganti pakaian kami langsung meng-explore pulau Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Ya.. kedua pulau ini letaknya bersebelahan yang hanya dihubungkan dengan jembatan kecil yang bernama "The Yellow Bridge".



Nusa Ceningan di depan mata

The Yellow Bridge yang menghubungkan Nusa Lembongan dengan Nusa Ceningan
Warga lokal menjadikan rumput laut sebagai salah satu mata pencaharian 

Anak-anak lokal Nusa Ceningan


Secret Point Huts, merupakan pintu masuk menuju Secret Point Beach

Secret Point Beach, Nusa Ceningan



Sunset 

Love at the first sight! Blue Lagoon! Cantik pake banget.

Pantai Jungut Batu, back to Sanur Beach

Menurut saya, cukup kok 2-3 hari untuk meng-explore kedua pulau ini.  Dan dengan hanya waktu yang singkat itu sudah cukup untuk membuat saya merasa fall in love at the first sight pada Nusa Ceningan. Terutama Blue Lagoon nya, cantik banget!


Xo,
sonia