Wednesday, July 13

It is (Temporary)


Pernah merasa begitu kecewa dengan keadaan yang sebenarnya bukan mau kita untuk merasakan hal tersebut? Atau sebab dari ketidak-tahuan, ketidak-sengajaan ataupun ketidak-bermaksud-an kita ?

Tentunya perasaan itu sangat menyebalkan. Membuat merasa sakit hati, tidak enak hati bahkan sampai kesal sendiri. Tapi ini lah hidup yang harus dijalani, mau-tidak-mau yang semuanya tanpa sadar adalah berupa pilihan dan ujian. 

Memang, setiap kita memutuskan untuk memilih, maka pilihan-pilihan tersebut akan membuat "tujuannya" sendiri.

Jadi, pada waktu itu saya merasa "why, God?!"

Mumet istilah simple nya. Saya gak mau begini terus. Dan kalian pasti secara sadar (dengan telat) pernah merasa kalau Allah menyampaikan "pesan" melalui perantara oranglain. Atau dengan kata lain, setiap ada pertanyaan yang membuat hati bertanya ini-itu, Allah memberikan "nasehat" melalui perantara oranglain atau "petunjuk-petunjuk" lain.

Ya, saya bisa bilang begini karena saya pernah merasa sangat down. Mungkin bukan hanya waktu tersebut saja, tapi saya baru menyadari bahwa semua pilihan-pilhan kita itu sudah ada petunjuknya masing-masing.

Ada salah satu hal yang saya suka. Apabila saya merasa sedang down terhadap dirisaya, saya lebih memilih untuk berpergian sendiri menggunakan taxi (baik public maupun online). Tempat duduk yang saya pilih tentu bagian depan samping supir. 

Agak aneh memang karena kebanyakan orang memilih duduk dibagian belakang supir. Hal ini dikarenakan saya selalu tertarik dengan mengobrol dengan si supir ingin tahu bagaimana cerita hidupnya. Saya suka banget ngobrol sama orang baru siapapun yang saya ingin ngobrol dengannya.  

Saya jadi teringat dengan obrolan saya dengan seorang supir taxi. Waktu itu saya memutuskan lebih memilih taxi dibandingkan angkutan kota/angkot menuju Pamulang ke acara pernikahan teman SMA saya dikarenakan waktunya lebih efektif dan matahari yang sedang terik-teriknya disiang hari ditambah perbaikan jalan. Tapi alasan lain ya pengen aja gitu naik taxi.

Singkat cerita, siang itu saya mau naik taxi di pangkalan taxi. Tapi, kebanyakan dari supir taxi itu menolak untuk mengantarkan saya ke Pamulang, alasannya karena macet perbaikan jalan rusak dan panas.

Heran juga saya ngedumel dalam hati "Ini orang pada gamau uang apa gimana sih malah nolak rejeki, toh kalo argonya jalan terus kan enak di dia juga dan gue yang bayar ini". 

Udah hampir pasrah, "ah yaudahlah naik angkot aja semoga on time sampai sana". 

Tapi, seketika itu juga ada supir taxi yang menawarkan jasanya.

Akhirnya..!

Di perjalanan tentunya saya membuka obrolan dengan basa-basi seperti biasa. Ngalor ngidul ngobrolin apapun sampai ngomongin Tukul jaman dahulu (yang saya rasa si Tukul itu teman baik si bapak supir taxi ini). #pentingabis

Kemudian, gatau kenapa obrolan berubah menjadi lebih serius. Awalnya saya juga lupa ngomongin apa, tapi yang saya ingat sekali dari si bapak supir taxi-yang saya lupa-namanya-itu berkata "Anggap aja orang yang nyakitin kita (perkataan atau perbuatan) itu bikin dosa-dosa kita berkurang" 

Ya ampun.. seketika itu juga saya nahan nangis. Kenapa pas banget ngena sama yang saya sedang alami? Padahal saya ga menceritakan apa-apa.

Setelah obrolan yang panjang, akhirnya saya sampai di tempat tujuan. Sesaat saya membuka pintu bergegas keluar, si bapak ini kembali berkata "yang sabar yaa, mbak".

Lega

Dari si bapak ini, saya belajar kalau mau gimanapun kita, selalu berbuat baik sama orang. Karena kita gatau orang yang mana yang bakal jadi balasan kita berbuat baik (?)

Dan dari si bapak supir saya belajar harus terus berprasangka baik sama Allah. 

Dan perasaan itu sifatnya mementara. Ya, semua perasaan itu sementara. Baik itu bahagia, sakit, sedih ataupun kecewa dan berbagai perasaan lainnya. Karena perasaan dibarengi dengan kehidupan yang terus bergerak, dinamis bukan statis.

Well, saya percaya ga ada yang namanya kebetulan. Kalau kalian nemu maksud cerita saya disini, kalian pasti juga sadar kalo saya ga naik si taxi bapak itu saya ga akan dapat "inti" dari perbincangan tersebut. 
 
Karena yang saya yakin, ga ada yang namanya kebetulan. Yang ada cuma petunjuk yang kita pilih mau menangkapnya atau tidak :)

Happy Wednesday,

Love



Sonia

1 comment: